Pondok Pesantren Mambaul Ulum
Sukodadi Paiton Probolinggo, didirikan oleh KH. Abuhasan Asy’ari pada tahun
1938. Pondok ini didirikan dalam rangka memenuhi kebutuhan ummat Islam, yang
pada saat itu ( dalam suasana penjajahan Belanda ), kesulitan mencari tempat
untuk mempelajari ajaran agama Islam. Disamping itu, beliau juga berniat, dalam
rangka melanjutkan perjuangan para Masyayekh ( guru agama ) dan Walisongo,
serta ikut menata masyarakat Islam agar lebih memahami ajaran agamanya.
Pada awal berdirinya, pondok ini
menggunakan sistem salaf ( system kebanyakan pesantren pada umumnya ). Sistem
ini ditujukan pada dua hal : 1. Mempersiapkan kader-kader agama, yang tidak
hanya mumpuni, tapi juga ada sinkronisasi antara yang diucapkan dengan yang
diamalkan. 2. Mengajarkan kepada masyarakat tentang beragama yang benar, baik
tingkah laku maupun pemahaman ).
Tidak seberapa lama, tepatnya pada
tanggal 1 Mei 1962, KH. Abuhasan Asy’ary dipanggil menghadap sang Maha
Pencipta. Sepeninggal beliau, pesantren dilanjutkan oleh putranya KH. Moh.
Choiri Abuhasan dengan dibantu oleh sanak famili dan para santri senior.
Sedangkan metode didalamnya, masih tetap menggunakan system yang digagas oleh
Alm. KH. Abuhasan Asy’ary ( sang ayahanda )
Baru kemudian pada tahun 1978,
seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman, metode pengajaran dengan sistem
pendidikan formal mulai dilakukan. Pada tahun tersebut, didirikanlah Madrasah
Tsanawiyah Mambaul Ulum ( setingkat SLTP ), yang afiliasi pendidikannya mengacu
pada Departemen Agama. Sebelumnya, sudah ada Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Islam
dan Madrasah Muallimin ( sekolah husus bagi pendidikan guru ). Namun sejak
afiliasi dilakukan, maka MI ( Madrasah Ibtidaiyah ) dan MM ( Madrasah Muallimin
) yang sebelumnya berkurikulum 100 % agama, disesuaikan dengan tingkatan
lembaganya. MI dengan nama yang sama, sedangkan MM berubah nama menjadi
Madrasah Diniyah Awwaliyah.
Perkembangan berikutnya cukup
signifikan. Setelah Madrasah Tsanawiyah berjalan tiga tahun dan berhasil
mengeluarkan siswanya pada tingkat keluklusan yang bagus, maka pada tahun 1982,
didirikanlah Madrasah Aliyah Mambaul Ulum ( setara SLTA ) sedangkan Madrasah
Diniyah Awwaliyah menambah jenjang dengan Madrasah Diniyah Wustho ( tingkat
menengah ) dan Madrasah Diniyah Ula ( tingkat atas ). Ditingkatkannya posisi
Madrasah diniyah ini, disebabkan sebuah kesadaran bahwa waktu pembagian
pelajaran agama berdasarkan kurikulum formal tidak mencukupi bagi santri untuk
memahami ajaran agamanya.
Setelah sekian lama, walaupun tidak
sepesat perkembangan pesantren yang lain, Pondok Pesantren Mambaul Ulum, terus
mengembangkan aktifitasnya. Dibidang pendidikan, kini sudah tersedia lembaga
pendidikan formal, mulai dari PAUD hingga ke Madrasah Aliyah. Sedangkan pada
kegiatan skill yang lain, pesantren menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
diantaranya dengan Departemen Pertanian dibidang pengelolaan produk pertanian (
LM3 ), dengan Departemen Perindustrian dibidang pelatihan dan pengembangan
konveksi, Dinas Peternakan Kabupaten Probolinggo dengan pemeliharaan dan
pengembangan sapi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Probolinggo
dengan pelatihan, pengembangan dan produksi Batik khas Probolinggo, Dekranasda
( Dewan Kerajinan Nasional Daerah ) Kabupaten Probolinggo dengan pengembangan
konveksi yang bermerek Bentari .
Upaya-upaya ini, akan teruas
dikembangkan dan masih akan menambah kerjasama dengan semua pihak yang
tujuannya : 1. Memberikan pembekalan Skill kepada santri, 2. Mencari tambahan
Income bagi biaya operasional pesantren, 3. Mengajari santri untuk bisa
menabung dan menggunakan keuangannya secara tepat sasaran.
Sedangkan kegiatan yang diluar skill
man power, kegiatan juga di jadwal sedemikian rupa sehingga tidak berbenturan
dengan semua jadwal kegiatan. Antara lain, 1. Pelatihan Pidato, 2. Problem
Solving 3. Tata Boga 4. Tata Rias serta kegiatan pokok dalam pendalaman ajaran
agama.
Kedepan, Pesantren Mambaul Ulum
Sukodadi Paiton Probolinggo, masih akan terus melakukan inovasi. Oleh karena
itu, dukungan semua pihak sangat diperlukan.